Kamis, 30 Mei 2013

Artikel Sederhana ini saya buat karena terinspirasi dengan salah satu Dakwah yang disampaikan oleh Ustadz Felix Siauw melalui Akun Twitternya, saya ingin mencoba berbagi dakwah yang beliau sampaikan, dengan harapan bisa menjadi ‘Tali Penghubung’ antara saya dan kalian untuk mencapai Ridho Allah & Rasul-Nya. Allahumma Aamiin.



Feminisme menjadikan materi sebagai standar sukses, wajar bila mereka merasa dunia tidak adil, karena materi jadi penanda sukses. Berbagai dalil mereka lontarkan untuk mendukung gerakan ini, salah satunya ialah feminisme menganggap wanita modern harus lebih mirip lelaki, bahwa bila wanita tidak bekerja maka wanita akan direndahkan.


Feminisme sukses mendidik atau bahkan mendoktrin wanita, agar melihat kesuksesan sebagai punya penghasilan tinggi, gelar seabrek, mobil mewah, buka aurat dll. Wajar bila hasilnya di negara-negara asal feminisme, wanita jadi lebih MALAS berkeluarga apalagi memiliki anak, toh bekerja itu jauh lebih asyik.


Menurut pandangan feminisme, IRT itu perendahan martabat perempuan, tidak modern, perbudakan terhadap wanita. Wajar di negara-negara yang vokal feminisme, perceraian pun memuncak, karena tidak ada satu pemimpin dalam keluarga.


Di US misalnya yang jadi kampiun feminisme, angka perceraian mencapai 50% per 2012 silahkan rujuk http://www.divorcerate.org/.




Feminisme BERHASIL mangaburkan fungsi ayah dan ibu dalam rumah tangga, hanya semata-mata demi mendapatkan lebih banyak materi. Akhirnya meningkatlah angka single parents, dan jelas Broken Home. Silahkan rujuk http://www.thenewamerican.com/culture/family/item/829-broken-homes-in-the-united-states-are-at-alarming-level-study-finds


Banyak juga studi-studi yang menperingatkan, sangat sulit untuk memadukan ibu dan karir sekaligus, coba rujuk http://t.co/mu5t6N2u3m
Sebagai tambahan, US yang melahirkan gerakan feminisme saja, sudah banyak bermunculan gerakan anti-feminisme sebagai gantinya. Itu artinya di US sudah banyak wanita sadar bahwa feminisme mengorbankan keluarga, mereka ingin kembali menjalankan peran sebagai  ibu rumah tangga.


Karena seberapa banyak waktu pun yang didedikasikan untuk mendidik anak, tiada pernah akan ada waktu yang cukup untuknya.


Kemudian ada yang beralasan, "saya ibu sekaligus karyawan, anak saya baik-baik saja",
Jawabannya, “di-sambi aja sudah baik, apalagi bila fulltime-mother? tentu sangat baik :-D


Lalu muncul kembali pertanyaan prinsipil,  "apakah Islam melarang wanita bekerja?" , "apakah wanita tidak boleh berpendidikan tinggi?", Jawabannya, “dalam Islam hukum wanita bekerja itu mubah (boleh), sedangkan hukum menjadi ibu dan pengelola rumah tangga itu kewajiban”.


Jadi memang sah-sah saja wanita memilih bekerja , namun beres juga kewajibannya, tentu bila dia lebih memilih yang wajib, itu yang utama.



Hidup memang perkara pilihan, dan Islam memerintahkan untuk memaksimalkan waktu ibu untuk anak-anaknya, sedangkan urusan uang, biar menjadi kewajiban ayahnya.


Kemudian muncul lagi pertanyaan, “bagaimana dengan wanita yang ditinggal suami apapun alasannya , maka bekerja menafkahi anak tentu amal pahala besar baginya”, jawabannya, “maka karir terbaik wanita  adalah menjadi ibu sepenuhnya”.


Lalu bagaimana tentang pendidikan..??  tidak bosan-bosan saya sampaikan ,bahwa seorang ibu HARUS terdidik sempurna, tinggi dan luas ilmunya. Bahkan wanita Muslimah WAJIB lebih terdidik daripada lelaki, karena ialah ‘madrasatul ula’ (pendidikan pertama dan utama) bagi anak-anaknya.


Maka jangan bertanya,  "untuk apa pendidikan tinggi bila hanya jadi IRT?" , Jawabannya, “jadi IRT justru memang perlu pendidikan tinggi”. Karena di tangan kaum ibu generasi Muslim berada,  bukan di tangan ayah generasi Muslim dibentuk.


Begitu banyak wanita yang sebetulnya bisa menggapai dunia lebih dari lelaki , tapi mereka mengorbankan segalanya demi anaknya, Subhanallah, sungguh perbuatan yang MULIA. Maka dari ibunda MULIA semisal itulah , menjadilah Imam Syafi'i, Imam Malik bin Anas, Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad. Rata-rata ulama besar menghabiskan masa kecil dalam yatim, ibu merekalah yang mendidik dan mendaras Al-Qur'an kepada mereka setiap waktu.



Maka sembah sujud kami pada Allah Swt, yang selalu menjaga dunia dengan para ibunda MULIA,  yang mau mengorbankan semua buat kami anak-anaknya, hormat khidmat kami padamu wahai ibu,  yang berani gadaikan semua waktu tanpa sesal dan keluh, membina kami jadi yang terbaik dalam agama.


Maka kepada para bunda MULIA itu, tersurat doa kami  tulus kepadamu, "Wahai Tuhanku, kasihilah keduanya, sebagaimana keduanya TELAH MENDIDIK AKU WAKTU KECIL" (QS 17:24)


Well, kembali lagi semua masalah pilihan, pilih part-time mother dengan segala resikonya or pilih full-time mother, dengan segala kemulian yang dijanjikan oleh-Nya..??  you decide :-D


SEMOGA BERMANFAAT



SUMBER: http://chirpstory.com/li/82452


Categories:

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!